Hubungi Kami ×
Kami Siap Membantu Anda

Isi data Anda dan tim kami akan segera menghubungi. Dapatkan pricelist lengkap setelah pengisian.

Hubungi Kami
Sukses !

Terima kasih, Aiden Lucas. Tim kami akan segera menghubungi Anda melalui email atau nomor yang telah Anda berikan.

Red Flag Membeli Properti? Panduan Praktis Agar Tidak “Membeli Masalah”
27 October 2025
Bagikan:
Thumbnail

Ketika ingin membeli handphone saja kita rajin mengecek spesifikasi, fungsi kamera, hingga performa baterai sebelum memutuskan membeli. Namun anehnya, banyak orang justru terburu-buru ketika hendak membeli rumah atau apartemen — padahal nilainya jauh lebih besar. Membeli properti adalah salah satu keputusan finansial terbesar dalam hidup. Karena itu, penting untuk mengenali berbagai red flag properti atau tanda bahaya yang menunjukkan bahwa rumah atau apartemen yang kamu incar berisiko menimbulkan masalah di masa depan.

Kesalahan kecil dalam proses pembelian properti bisa berdampak besar di kemudian hari. Misalnya, rumah ternyata sulit dijual kembali karena lokasi yang kurang strategis, atau unit apartemen yang tidak memiliki legalitas lengkap sehingga sulit diurus untuk sertipikat kepemilikan. Dengan mengenali red flag sejak awal, kamu bisa menghindari potensi masalah tersebut dan memastikan keputusan investasi yang lebih aman.

Apa Itu Red Flag dalam Properti?

Secara sederhana, red flag dalam konteks properti berarti sinyal peringatan sejak awal bahwa sebuah hunian bisa bermasalah, baik dari segi kenyamanan, keamanan, legalitas, maupun bankability (kelayakan dibiayai KPR oleh bank).

Mengabaikan tanda-tanda ini bisa membuat kamu menyesal karena properti yang dibeli ternyata sulit dihuni, tidak bisa dijual kembali, atau bahkan bermasalah secara hukum. Tujuan mengenali red flag bukan untuk membuat takut membeli properti, tetapi agar kamu bisa mengambil keputusan dengan lebih cerdas, terencana, dan penuh pertimbangan.

Red Flag pada Rumah 

Berikut beberapa contoh red flag properti yang wajib kamu waspadai sebelum membeli:

  1. Lokasi dekat kuburan – Nilai jual kembali (resale value) biasanya rendah, bahkan beberapa bank menolak membiayai KPR jika jaraknya kurang dari 100 meter.
  2. Bentuk tanah tidak beraturan – Menyulitkan penataan bangunan dan cenderung tidak diminati pasar.
  3. Dekat dengan SUTET – Dikhawatirkan berdampak pada kesehatan dan keselamatan penghuni.
  4. Lebar jalan terlalu sempit – Mobil pemadam kebakaran sulit masuk, dan beberapa bank menolak jaminan dengan akses jalan yang tidak sesuai standar.
  5. Rawan banjir – Riwayat genangan menjadi faktor krusial yang sering diabaikan calon pembeli.
  6. Utilitas lemah – Kualitas air keruh, listrik terbatas, atau jaringan internet buruk bisa menjadi sumber masalah sehari-hari.
  7. Legalitas tidak jelas – Sertipikat bukan SHM/SHGB, tidak ada IMB/PBG, pajak bumi dan bangunan (PBB) menunggak, atau status tanah masih sengketa waris.

 Cara Menghindari Properti yang Red Flag

Untuk memastikan keputusan pembelian aman, lakukan beberapa langkah berikut sebelum membeli rumah atau apartemen:

  • Survei siang dan malam hari untuk melihat tingkat kebisingan, kondisi lalu lintas, serta keamanan lingkungan.
  • Cek potensi banjir dengan menanyakan langsung kepada warga sekitar dan memperhatikan kondisi fisik seperti bekas tinggi air atau pagar berkarat.
  • Verifikasi legalitas dokumen seperti sertipikat tanah, IMB/PBG, dan PBB melalui notaris atau PPAT.
  • Uji fasilitas utilitas agar tahu kualitas air, daya listrik, dan kestabilan jaringan internet.
  • Gunakan red flag sebagai alat negosiasi harga. Jika kekurangannya masih bisa diperbaiki, kamu bisa mendapatkan harga yang lebih menguntungkan.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan reputasi pengembang. Pilih pengembang yang memiliki rekam jejak baik dalam menyelesaikan proyek tepat waktu dan sesuai janji. Misalnya, Pacific Garden Puri sebagai salah satu pengembang terpercaya di Jakarta Barat, selalu berkomitmen pada prinsip On Time, On Quality, sehingga kamu tidak perlu khawatir terhadap masalah kualitas atau keterlambatan pembangunan.

Kesimpulan

Mengenali red flag dalam properti adalah langkah penting agar kamu tidak “membeli masalah.” Untuk rumah, fokus utama tetap pada lokasi, akses, legalitas, dan reputasi pengembang. Jika faktor risiko masih bisa dimitigasi dan harga masuk akal, silakan lanjutkan pembelian. Namun jika terlalu banyak tanda bahaya, lebih baik cari unit lain yang lebih aman, legal, dan memiliki potensi nilai jual kembali lebih tinggi.

Ingat, membeli properti bukan soal cepat, tapi soal tepat dan cerdas. Dengan riset mendalam, observasi lingkungan, dan analisis legalitas, kamu bisa memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan di masa depan benar-benar aman, nyaman, dan menguntungkan.

Berita Lainnya

20 October 2025
5 Surat Penting yang Wajib Diperhatikan Saat Membeli Rumah
Membeli rumah adalah salah satu keputusan besar dalam hidup. Namun, sebelum memutuskan untuk me...
Baca Selengkapnya →
13 October 2025
Hunian Eksklusif Berkualitas dengan Komitmen On Time, On Quality di Jakarta Barat
Setelah berhasil menghadirkan Pacific Garden Campus Town Alam Sutera, sebuah kawasan hunian mod...
Baca Selengkapnya →
09 October 2025
Hunian Bertingkat dengan Tata Ruang Cerdas di Jakarta Barat
 Di tengah padatnya kota besar seperti Jakarta, menemukan rumah yang nyaman sekaligus fung...
Baca Selengkapnya →
09 June 2025
Rumah Impian Keluarga dengan Fasilitas 5 Kamar
Apakah Anda termasuk keluarga yang menginginkan rumah dengan jumlah kamar lebih banyak? Ha...
Baca Selengkapnya →
Chat Admin
Chat Admin ×
Chat Admin
Chat Admin ×